Tuesday, 19 May 2015

Berantem Sama Teman Waktu SD

Berantem Sama Teman Waktu SD Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Yang saya mau bagi cerita ini adalah kisah nyata. jadi, waktu itu saya masih kelas 6 SD tahun ajaran 2012/2013 dan hari itu saya sedang sakit demam tapi karena ada try out jadi saya paksakan masuk. nah, di akhir pelajaran ada yang namanya bimbingan ujian disitu awal ceritanya.

Waktu itu guru tidak masuk dan ia hanya memberi tugas untuk mengerjakan buku (yang ada tulisan detik 2 kali). saya telah selesai mengerjakan tetapi banyak yang belum, akhirnya saya keluar sebentar menghirup udara segar pas saya masuk ternyata buku saya terbuka dan saya tanya ke si I mengatakan bahwa yang mencontek adalah si A, lalu saya tulis di bukunya jangan suka nyontek. lalu dia datang dan melihat si A datang dan mencengkram tanganku erat-erat dan berkata “siapa yang nyontek lu” disitu saya langsung minta maaf pada dia sempat saya merenungkan kejadian tadi.

Saat kembali ke tempat duduk buku saya ada tulisan kasar yaitu kata-kata hewan yang sering orang lontarkan ke musuhnya lalu saya datangi si A dan berkata “ngajak ribut lu” ternyata dia menantang beneran beberapa kali saya dipukuli lalu si AB mencoba memisahkan saya dengan si A, dan saya lari ke toilet melihat di cermin bibir saya jontor saya mau nangis karena gak nyangka saya terluka habis berantem sama teman jadi kayak anak brandal. tapi saya tahan sampai rumah saya menceritaka
... baca selengkapnya di Berantem Sama Teman Waktu SD Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Thursday, 14 May 2015

2,5 Persen Saja

2,5 Persen Saja Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Intinya setiap harta yang kita miliki, wajib kita zakati. Sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW”. Terang Pak Aji di tengah penjelasannya, saat menyampaikan materi hadits bab zakat sore itu. Dia adalah salah satu dosen di kampusku, STAIN Salatiga.
“Dalam hadits yang telah kita bahas hari ini, memang zakat wajib dikeluarkan jika telah mencapai haul dan nisob. Namun, untuk kalian yang belum punya penghasilan yang tetap dan masih di gaji oleh orang tua kalian, alangkah baiknya jika kalian belajar untuk berzakat sedari dini”. Lanjut dosen yang suka bercanda ketika menyampaikan materi. Tapi kali ini seakan sedang berpidato sebagai panglima perang. Serius sekali.
“Uang yang diterima dari orang tua kalian, dari kerja sampingan kalian, atau bahkan dari beasiswa yang kalian terima. Sebaiknya disedekahkan minimal 2,5% saja untuk pensucian harta kalian dan sebagai sarana latihan berzakat. Dan lagi, itu hanya titipan Allah. Kita dipercaya oleh-Nya untuk menjadi bendahara Allah di muka bumi ini maka kita tidak sepatutnya mengkorupsi harta Allah karena dalam harta yang kita miliki ada sebagian hak mereka yang lebih membutuhkan”. Beliau melanjutkan, 2 matanya tajam menatap kami.

Keadaan kelas sepi. Semua mahasiswa nampak serius menyimak penjelasan Pak Aji yang masih serius juga, ba
... baca selengkapnya di 2,5 Persen Saja Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Saturday, 9 May 2015

Romansa Kehancuran

Romansa Kehancuran Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Hari itu, aku tertatih. Tidak jelas aku sedang berada di mana. Samar-samar seperti di tengah-tengah antara sorga dan neraka. Tunduk, tengadah, bahkan sesekali kepalaku menengok ke arah kanan, kiri dan belakang. Aku berdiri di tengah-tengah dimensi hidup penuh khayal. Kepalan tanganku gusar dengan urat nadi yang tampak tegang. Dunia itu merogok dalam-dalam tenggorokanku sampai ke hulu hati, nafas sesak, denyutan pompa darah di jantungku keras, lebih keras, dan semakin keras. Aku larut dalam sugesti kecemasan dan rontaan kebingungan.

Waktu itu sebuah tangan menepuk pundakku sebelah kanan. Seketika aku menoleh ke arahnya. Tampak ku lihat sesosok manusia misterius berpakaian putih, hampir mirip kakekku yang telah lama tiada. Tanpa sapa dia berkata.
“Lihatlah hai anak muda, pandanglah sorga di belakangmu, begitu indah, asri, dengan hiasan bunga mawar mengitari pegunungan-pegunungan tinggi di sana. Sumber kehidupan yang bergelimang, rona-rona cahaya bintang berdansa dengan pepohonan.”
“Siapa kau kek? Apa maksud perkataanmu tadi?” sambut tanyaku.
“Apa untungnya kau tahu siapa aku, yang perlu kau tahu hanyalah, di mana tempat itu?” jawabnya tegas.
“Tapi hidupku lebih mewah dari itu kek. Aku tak perlu lagi berjalan kaki seperti mereka, aku tak perlu lagi pergi jauh-jauh ke Belanda untuk menemui pamanku, aku tak perlu lagi menggenggam pinsil dan penghapus untuk menulis sega
... baca selengkapnya di Romansa Kehancuran Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1